Para ilmuwan berspekulasi bahwa bentuk kehidupan awal di Planet Bumi adalah archaebacteria, yang merupakan organisme sel tunggal primitif yang beradaptasi di dalam lingkungan hidup yang ekstrim pada saat itu. Di dalam perkembangannya, proses adaptasi tersebut menghasilkan prokaryote, yakni sel yang tidak memiliki membran internal, dan eukaryote, yaitu sel yang lebih "sempurna" karena memiliki membran dan kompartementalisasi. Meskipun mengalami serangkaian tahapan evolusi kehidupan, achaebacteria masih dapat mempertahankan keberadaannya hingga saat ini.
Terlepas dari namanya, archaebacteria, disebut pula archaea, namun berbeda dari sebagian besar bakteri. Bentuknya serupa dengan bakteri, namun memiliki sifat biokimia dan genetik yang berbeda. Dalam beberapa hal, khususnya di dalam organisasi gen dan kontrol ekspresi gen, archaea lebih menyerupai eukaryote dibandingkan bakteri.
Archaea hidup di tempat-tempat yang paling ekstrim di Planet Bumi. Beberapa hidup di dalam atau di dekat ventilasi laut dalam di mana tekanan udara dan air sangat tinggi dan suhunya dapat melampaui titik didih air. Berapa lainnya hidup di dalam air alkalin atau asam atau did alam konsentrasi garam yang tinggi. Namun demikian, archaea tidak terbatas hidup di dalam habitat yang ekstrim; penelitian terkini menemukan bahwa archaea dapat hidup dan berkembang biak di antara plankton yang ditemukan di laut.
Salah satu contoh jenis archaea adalah halobacteria, yang memiliki sifat halophilic ("menyukai garam"), melakukan fotosintesis, mengandung pigmen merah yang dinamakan bacteriorhodopsin, yang meyerupai rhodopsi pigmen pendeteksi cahaya pada retina mata manusia.
Terdapat periodisasi masa di Planet Bumi yang disebut Jaman Archaea (Archaean Era). Jaman ini merupakan periode yang tertua dari lima jaman di dalam sejarah geologi Bumi, yakni berlangsung pada tiga miliar tahun yang lalu. Secara geologis, batuan Jaman Archaea sebagian besar terbentuk oleh proses pembekuan batuan yang lebih panas, seperti magma atau lava. Sifat umum dari batuan ini menunjukkan bahwa generasi paling awal dari batuan tersebut tidak merepresentasikan batuan kuno yang ada selama pembentukan kerak Bumi. Meskipun tidak ada fosil yang menonjol yang telah ditemukan di dalam formasi batuan Archaea, para ilmuwan telah menemukan batuan-batuan yang mengandung karbon seperti graphite yang menunjukkan keberadaan mikroba pada Jaman Archaea.
Bukti keberadaan makhluk hidup sejak tiga miliar tahun yang lalu telah pula ditemukan di dalam struktur-struktur batuan stromatolite, dan bakteri fosil ditemukan di dalam batuan berumur 3,5 miliar tahun. Akan tetapi, karena terbatasnya temuan fosil, rumitnya struktur formasi batuan Archaea dan tingginya peristiwa vulkanik sepanjang masa itu, maka para ilmuwan masih menemui kesulitan untuk mengungkap bukti lebih lanjut.
Kepustakaan:
Trefil J. (2001). Encyclopedia of Science and Technology. New York: Routledge